Selasa, 12 Maret 2013
Tips Agar Wajah Tampak Segar Alami
Agar Wajah
Tampak Segar Alami
-
Semua wanita pasti selalu menginginkan agar tampil lebih segar dan menarik.
Terutama
untuk perawatan wajah, yang tentunya merupakan cerminan pribadi seorang
wanita.
Dengan kulit
wajah yang sehat, menarik, dan segar, sangat menunjang penampilan dan
menambah rasa percaya diri.
Pada usia dibawah 30-an, tentunya kamu sudah sering menggunakan produk-produk kecantikan untuk perawatan wajahmu. Mulai dari pelembab, pembersih, penyegar, bedak, alas bedak, serta busa pembersih wajah. Agar kondisi kulit tetap prima dan terlihat selalu segar, sebaiknya kamu memperhatikan hal-hal berikut :
a. Perawatan wajah paling dasar
Perawatan wajah yang paling dasar untuk kulit yang segar dan sehat adalah dengan pembersihan, penyegar dan melembabkan kulit. Seusai bepergian dengan make-up, atau malam sebelum tidur, pastikan wajah kamu sudah bersih dari sisa-sisa make –up.Wajah kotor adalah pemicu utama timbulnya jerawat. Bersihkanlah dengan menggunakan pembersih wajah, dilanjutkan dengan menggunakan penyegar.
b. Gunakan pelembab
Untuk kamu yang memiliki kulit wajah cenderung kering, sebaiknya menggunakan pelembab untuk mengurangi kadar kekeringan pada kulit wajah. Gunakan pelembab yang berbahan dasar air(water based). Jangan berlebihan dalam penggunaan pelembab, karena pada usia dibawah 30an, pelembab kulit alami kulit masih bekerja secara normal, maka penggunaan pelembab yang berlebihan membuat kulit wajah “malas” untuk bekerja secara alami.
c. Peeling untuk kulit berjerawat
Jika wajah kamu berjerawat, jangan lakukan peeling pada wajah. Wajah yang berjerawat cenderung akan meradang jika perawatannya tidak tepat. Solusinya, dengan rajin membersihkan wajah yang berjerawat, dan gunakan Spektrum (terdapat di mesin Facial) untuk membunuh kuman yang ada didalam jerawat, sehingga jerawat cepat “matang”.
d. Suntik kolagen dan vitamin C
Sebaiknya kamu menunda keinginan untuk suntik kolagen atau suntik vitamin C. Elastisitas kulit diusia ini sangat baik, karena jaringan otot dan kulit masih dalam kondisi yang sehat. Solusinya adalah dengan penggunaan kolagen dengan cara pengolesan pada wajah. Biasanya kolagen dijual dengan kemasan ampul sekali pakai. Penggunaannya dengan cara mematahkan ujung ampul lalu lotion kolagen dioleskan ke wajah. Cara lain untuk mendapatkan vitamin C adalah dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar yang banyak mengandung vitamin C. Selain kandungan vitamin dalam buah dan sayur lebih banyak, tidak ada efek samping jika mengkonsumsi dalam jumlah yang banyak.
e. Gunakan tabir surya
Jika kamu akan beraktivitas dibawah sinar matahari dalam jangka waktu yang lama, jangan lupa untuk menggunakan tabir surya. Efek buruk sinar matahari ini adalah penuaan dini, kulit keriput, flek hitam pada wajah, bahkan lebih parah dapat menyebabkan kanker kulit. Biasanya tabir surya sudah terdapat pada alas bedak atau pelembab.Anda dapat memilih sesuai dengan pilihan. Tetapi tidak perlu menggunakan tabir surya dengan berlapis-lapis. Jika kamusudah menggunakan lotion tabir surya, pelembab dan alas bedak Anda tidak perlu yang mengandung tabir surya.
f. Konsumsi vitamin E
Vitamin E berperan sebagai antioksidan yang mampu membersihkan molekul oksigen yang tidak stabil sebagai penyebab kerusakan sel kulit. Kerusakan seperti ini dikaitkan terhadap penuaan premature dan sejumlah masalah rambut dan kulit lainnya. Vitamin E banyak terdapat dalam buah-buahan seperti coklat, pisang, biji-bijian dan minyak sayur, hati, susu, daging, tauge, kacang hijau dan telur.
Selasa, 22 Januari 2013
pesan kehidupan orang tua dan anak kesayangannya
Anak: Tangan saya masih kecil. Tolong jangan mengharapkan kesempurnaan setiap kali saya merapikan tempat tidur, menggambar, atau melempar bola. Kaki saya masih pendek. Tolong perlambat agar saya bisa berjalan beriringan dengan Ayah / Bunda.
Orang Tua: Bukankah ayah menggendong kamu sedari kamu masih bayi? Tapi baiklah nak, asal kamu ingat memperlambat jalanmu ketika kami telah renta.
Anak: Mata saya belum melihat dunia seperti yang Ayah/ Bunda lihat. Tolong izinkan kami menjelajahinya secara aman. Jangan memberikan larangan yang tak perlu.
Orang Tua: Andai kamu melihat apa yang kami lihat, kau akan berharap tetap berada di rahim bundamu. Tapi baiklah nak, asalkan kau dapat menjaga pandanganmu.
Anak: Selalu akan ada saja pekerjaan di dalam rumah tangga. Saya masih kecil untuk waktu yang begitu singkat. Tolong luangkan lebih banyak waktu untuk menjelaskan dunia yang ajaib ini, dan lakukan secara tulus ikhlas.
Orang Tua: Bila waktu di dunia ini tak terbatas, tak ada tempat kami ingin habiskan kecuali bersamamu, nak. Tapi baiklah, asal kau tak bosan menjelaskan apa yang kami lupakan saat kami sudah pikun dan renta.
Anak: Perasaan saya masih halus. Tolong sensitif terhadap kebutuhan-kebutuhan kami. Jangan memarahi saya sepanjang hari. Ayah / Bunda pasti tak senang kalau dimarahi karena ingin tahu. Perlakukan saya seperti Ayah / Bunda ingin diperlakukan.
Orang Tua: Justru kami memperlakukan kamu agar kamu tak perlu tahu bagaimana buruknya kami diperlakukan. Tapi baiklah nak, asal kamu tahu bagaimana memperlakukan kami saat kami tak mampu lagi memperlakukan kamu dengan baik.
Anak: Saya adalah hadiah yang istimewa dari Tuhan. Tolong perlakukan saya sebagai harta berharga, berikan bimbingan untuk semua tindakan saya. Beri saya panduan tentang cara menjalani hidup dan mendisiplin saya dengan cara manis.
Orang Tua: Bukankah kami sudah berikan segalanya agar kamu menjadi sesuatu yang tak hanya berharga di mata kami, tapi di mata orang lain? Tapi sanggupkah kau berikan segalanya sekedar agar kami tak kesepian di hari tua?
Anak: Saya memerlukan dorongan dan pujian Ayah/Bunda untuk tumbuh. Tolong jangan cepat mencela. Ingat, Ayah/Bunda dapat mengkritik hal-hal yang saya kerjakan tanpa mencela saya.
Orang Tua: Kami ingat memuji kamu selalu di waktu kecil hanya untuk hal-hal sederhana seperti mengucap huruf dari A sampai Z, berhitung dari satu sampai sepuluh. Namun pernahkah kamu memuji kami untuk hal-hal sederhana seperti mengantarkan kamu ke sekolah, menyiapkan makan malammu, atau menemani kamu tidur di waktu malam?
Anak: Tolong beri saya kebebasan untuk membuat keputusan-keputusan menyangkut diri saya sendiri. Izinkan saya untuk gagal sehingga saya dapat belajar dari kesalahan-kesalahan saya. Lalu suatu hari, saya akan siap untuk membuat keputusan-keputusan yang dituntut hidup dari saya.
Orang Tua: Kami tak akan mengganggumu mengambil keputusan nak, kami hanya orang tua yang memberimu saran agar tidak bernasib seperti kami di masa depan. Tapi baiklah nak, selama kau tak keluar dari akidah…
Anak: Tolong jangan kerjakan segalanya untuk saya. Kadang, cara ini membuat saya merasa upaya saya tidak sesuai dengan harapan Ayah/Bunda. Saya tahu ini sulit, tapi tolong jangan membandingkan saya dengan saudara perempuan/ laki-laki saya.
Orang Tua: Baiklah nak, tetapi jika aku tak boleh melakukan segalanya untukmu, mengapa kau marah dan merajuk ketika tak mendapatkan apa yang kau inginkan ketika kami tak mampu memberikan?
Anak: Tolong jangan takut untuk pergi berakhir pekan bersama. Anak-anak perlu libur tanpa orangtua, sama seperti orangtua perlu libur tanpa anak-anak. Selain itu, berlibur hanya berdua adalah cara baik untuk menunjukkan kepada kami, anak-anak, bahwa perkawinan Ayah/Bunda sangat istimewa.
Orang Tua: Bagi kami kebahagian kami haruslah menjadi kebahagiaan kamu juga nak, tetapi baiklah kalau kau menganggap kebahagiaanmu harus menjadi milikmu sendiri.
Cerita Cinta Indah Penuh Makna dan Air Mata
Kisah ini berawal dari pertemuan
seorang wanita dengan lelaki yang sama-sama sedang melaksanakan sebuah kegiatan
kemah. Jin itulah nama lelaki sedangkan Sinta nama wanita tersebut. Mereka
berbeda sekolah tetapi karena memang kegiatan kemah bakti tersebut dilaksakan
secara serempak oleh semua SMA maka mereka akhirnya sama-sama bertemu di
perkemahan tersebut.
Letak tempat kemah Jin dan Sinta tersebut sebenarnya cukup jauh, tetapi karena mereka sering apel pagi bersama seluruh siswa, akhirnya tatapan-tatapan kecilpun tidak terhindari. Perlahan Jin mulai berani mendekati Sinta jika ada waktu senggang istirahat. Tetapi belum berani untuk berkenalan, Jin hanya tersenyum kecil jika lewat didepan Sinta. Akhirnya setelah beberapa kali bertemu dan saling melempar senyum, mereka berkenalan.
"Hei, hari ini panas banget ya?"
"Iya panas nih, mungkin karena gunung ini udah gundul kali ya, makanya panas."
"Anyway, kita belum kenalan kan? Nama aku Jin. Nama kamu siapa?"
"Namaku Sinta"
Begitulah proses perkenalan mereka yang sangat singkat tersebut akhirnya membuat keduanya semakin dekat dari hari kehari.
Kemah sudah hampir satu minggu mereka laksanakan, dan keduanya juga semakin akrab. Sampai akhirnya mereka berdua harus terpisah karena kegiatan kemah telah usai. Tetapi kemah berakhir atau tepatnya di acara Malam Keakraban, Jin sengaja berada disamping Sinta agar jika mereka tidak bertemu lagi, maka tidak ada kesedihan karena rasa rindu.
Letak tempat kemah Jin dan Sinta tersebut sebenarnya cukup jauh, tetapi karena mereka sering apel pagi bersama seluruh siswa, akhirnya tatapan-tatapan kecilpun tidak terhindari. Perlahan Jin mulai berani mendekati Sinta jika ada waktu senggang istirahat. Tetapi belum berani untuk berkenalan, Jin hanya tersenyum kecil jika lewat didepan Sinta. Akhirnya setelah beberapa kali bertemu dan saling melempar senyum, mereka berkenalan.
"Hei, hari ini panas banget ya?"
"Iya panas nih, mungkin karena gunung ini udah gundul kali ya, makanya panas."
"Anyway, kita belum kenalan kan? Nama aku Jin. Nama kamu siapa?"
"Namaku Sinta"
Begitulah proses perkenalan mereka yang sangat singkat tersebut akhirnya membuat keduanya semakin dekat dari hari kehari.
Kemah sudah hampir satu minggu mereka laksanakan, dan keduanya juga semakin akrab. Sampai akhirnya mereka berdua harus terpisah karena kegiatan kemah telah usai. Tetapi kemah berakhir atau tepatnya di acara Malam Keakraban, Jin sengaja berada disamping Sinta agar jika mereka tidak bertemu lagi, maka tidak ada kesedihan karena rasa rindu.
"Sin,
klo kegiatan ini udah kelar, kita masih bisa ketemu lagi ga ya?" Tanya
Jin.
"Aku juga ga tau Jin, tetapi klo emang kita ga bisa ketemu lagi, gimana?" Jawab Sinta.
"Yang pasti aku bakal kehilangan kamu banget" Jin terlihat sedih dengan mengatakan hal tersebut.
Begitulah malam keakraban mereka lalui dengan kesedihan karena kemah akan usai besok dan mereka akan segera kembali kerumah masing-masing.
Esok hari pun tiba, saat dimana mereka harus segera persiapan untuk pulang. Jin yang masih merasakan sedih akhirnya memiliki niat untuk menembak Sinta untuk dijadikannya seorang pacar, agar mereka bisa terus bertemu jika keduanya telah sama-sama sudah kembali kerumah. Didekatinya Sinta yang saat itu sedang mengepak pakaiannya.
"Boleh ngomong sebentar ga?" Jin mendekat.
"Boleh, ngomong aja Jin, ada apa?" Sinta berdiri dan mendekat ke Jin yang ada di luar camp.
"Tapi ga disini, bisa kita kedepan sebentar?"
"Oh, yaudah yuk!"
Mereka berdua kedepan camp dan disitulah Jin mengatakan bahwa dia sayang kepada Sinta. Akhirnya mereka berdua telah menjadi sepasang kekasih karena Sinta ternyata juga menyukai Jin.
Dengan bertukar no handphone dan alamat rumah, mereka berharap akan bisa menjalin hubungan yang langgeng nantinya.
=======================================================================================
"Aku juga ga tau Jin, tetapi klo emang kita ga bisa ketemu lagi, gimana?" Jawab Sinta.
"Yang pasti aku bakal kehilangan kamu banget" Jin terlihat sedih dengan mengatakan hal tersebut.
Begitulah malam keakraban mereka lalui dengan kesedihan karena kemah akan usai besok dan mereka akan segera kembali kerumah masing-masing.
Esok hari pun tiba, saat dimana mereka harus segera persiapan untuk pulang. Jin yang masih merasakan sedih akhirnya memiliki niat untuk menembak Sinta untuk dijadikannya seorang pacar, agar mereka bisa terus bertemu jika keduanya telah sama-sama sudah kembali kerumah. Didekatinya Sinta yang saat itu sedang mengepak pakaiannya.
"Boleh ngomong sebentar ga?" Jin mendekat.
"Boleh, ngomong aja Jin, ada apa?" Sinta berdiri dan mendekat ke Jin yang ada di luar camp.
"Tapi ga disini, bisa kita kedepan sebentar?"
"Oh, yaudah yuk!"
Mereka berdua kedepan camp dan disitulah Jin mengatakan bahwa dia sayang kepada Sinta. Akhirnya mereka berdua telah menjadi sepasang kekasih karena Sinta ternyata juga menyukai Jin.
Dengan bertukar no handphone dan alamat rumah, mereka berharap akan bisa menjalin hubungan yang langgeng nantinya.
=======================================================================================
Kegiatan
camp sudah berlalu sekitar 2 hari, Sinta dan Jin juga seperti biasa melakukan
aktifitasnya masing-masing dengan tetap saling menjaga komunikasi mereka
berdua.
Sejak hari pertama mereka sampai dirumah, Jin sudah main kerumah Sinta. Dia juga berkenalan dengan orang tuanya yang terlihat sangat ramah kepada Jin.
"Tau ga aku bawa apa?" Tanya Jin
"Bawa apaan sih, kok repot-repot?" Sinta seakan melarang Jin membawa sesuatu.
"Merem dulu dong, nanti baru aku kasih surprisenya"
"Oke, deeehhh..."
"SURPISEEEEE....!!!"
"Ya ampun Jin kok sampe segitunya sih" Jawab Sinta yang terlihat bahagia karena dibawakan sebuah bonek pink yang lucu.
Begitulah kejadian hari pertama yang sangat berkesan untuk keduanya karena sudah 2 hari sejak camp mereka tidak bertemu.
Sejak hari pertama itulah Jin menawarkan Sinta untuk menjemputnya tiap hari jika berangkat kesekolah.
Mereka tersenyum bahagia setiap hari karena bertemu dan bercanda bersama. Rasa sayang dan cinta semakin dalam mereka rasakan satu sama lain. Sampai dengan hari ke 56 mereka bersama atau tepatnya hampir 2 bulan bersama memadu kasih dan cinta berdua. Tidak lupa Jin juga selalu membawa sebuah boneka tiap hari mereka bertemu.
Walaupun mereka berdua selalu bersama dan terlihat bahagia, sedikitpun Jin tidak pernah mengatakan "Aku Sayang Padamu" kepada Sinta. Sinta-pun merasa semakin lama tidak nyaman karena hal tersebut.
Suatu ketika saat Jin main kerumahnya, Sinta berkata kepada Jin.
"Jin, kamu sayang ga sih sama Sinta?"
"Ehmm, Aku....aku pulang dulu ya, ini bonekanya buat kamu"
"Lho kok malah pulang"
Sinta tidak habis pikir, kenapa Jin tidak mau mengatakan sayang kepada dirinya. Saat ditanya sayang atau ga, malah Jin bergegas pulang. Sampai terbesit dalam pikiran Sinta, apakah Jin tidak serius sayang kepada dia ya?
Lalu tiba akhirnya Sinta yang akan merayakan hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun, dan besar harapan Sinta agar Jin bisa datang ke hari tesebut. Karena ini merupakan hari yang sangat penting bagi dirinya, Sinta berpikir tentu Jin akan memberikan sebuah surprise yang sangat indah sepanjang hidupnya.
Ulang tahun Sinta jatuh 2 hari lagi, dirinya terlihat selalu bahagia saat bersama dengan Jin.
"Kamu kenapa sih kok senyum-senyum terus"
"Ah ga pa2 kok, cuma seneng aja"
"Oh"
Begitulah Jin yang terlihat sangat dingin menjawab kebahagiaan Sinta. Lalu tiba saatnya ulang tahun Sinta yang ke 17 yang tepat jatuh pada hari minggu. Dengan mengenakan sebuah gaun pesta yang cantik, Sinta menyambut semua tamu undangan yang pada sore itu datang kerumahnya, karena memang acaranya berlangsung pada sore hingga malam.
Sudah pukul 8 malam, Jin belum terlihat datang di pesta ulang tahun Sinta. Dia mulai cemas dan berpikir sesuatu yang buruk mungkin terjadi kepada Jin.
Waktu terus berjalan, dan semua tamupun telah pergi karena acara telah usai. Sinta semakin cemas dan tidak karuan karena Jin tidak kunjung tiba. Dia mencoba menelpon ke no handphone Jin tetapi tidak aktif.
Dengan perasaan campur aduk, Sinta terus menunggu Jin yang belum datang tersebut. Sembari berdoa dia juga berpikir, "Apa Jin lupa hari ulang tahunku?" begitulah yang dipikirkan oleh dirinya.
Pagi pun tiba, Sinta yang saat itu tertidur di sofa depan tidak menemukan Jin datang pada malam hari ulang tahunnya. Sembari menangis karena kecewa akhirnya Sinta segera mandi dan bergegas berangkat kesekolah.
Hari itu Jin tidak terlihat menjempur Sinta seperti biasanya. Merasa aneh dan seakan masih kurang percaya Jin lupa dengan hari ulang tahunnya, dia akhirnya memutuskan untuk mampir kesekolah Jin terlebih dahulu sebelum berangkat kesekolahnya.
Sesampainya di sekolah, apa yang Sinta temukan? ternyata Jin sedang bercanda dengan teman-teman wanitanya sembari tertawa seakan mereka akrab satu sama lain. Sinta yang melihat pemandangan yang menyakitkan tersebut akhirnya mendekati mereka dan marah kepada Jin.
"Oh jadi gini ya kelakuan kamu selama ga sama aku?"
"Si..Sinta?"
Dengan marah Sinta segera bergegas pergi meninggalkan mereka. Anehnya Jin tidak mengejar Sinta yang marah karena peristiwa tersebut. Sinta yang menangis saat itu seakan tidak diperdulikan oleh Jin.
Seharian dari sepulangnya Sinta dari sekolah, hanya menangis karena sakit hati kepada Jin. Dari pagi sampai malam dia hanya menangis terus menerus dengan masih terpikir peristiwa tadi pagi saat Jin bersama dengan wanita lain.
Sudah berkali-kali Jin menelpon tetapi Sinta mengabaikan panggilan dari Jin tersebut dan berjanji tidak akan pernah mau lagi bertemu dengan Jin sampai kapanpun.
Lalu selang beberapa jam, bel sepeda motor berbunyi dari luar rumah Sinta. Sinta yang saat itu memang belum tidur mendapat pesan singkat yang berbunyi "Tolong kamu keluar sebentar Sinta, aku mau ngomong sama kamu".
Sinta yang memang sangat mencintai Jin akhirnya tidak menolak untuk keluar rumah untuk menemui Jin yang saat itu berada diluar rumah.
"Mau apa lagi kamu?! ga puas kamu udah nyakitin aku hari ini" Tegas Sinta dengan nada tegas dan marah.
"Aku mau minta maaf sama kamu" Jawab Jin dengan nada lemah.
"Maaf kata kamu?! kamu ga sadar sudah buat aku sakit seperti ini?!"
"Sinta, aku...mau ngasih ini ke kamu...."
Jin membawa sebuah boneka besaaaar sekali yang tidak biasanya boneka yang dia berikan kepada Sinta. Tetapi Sinta semakin marah besar kepada Jin.
"Buat apa lagi kamu bawain boneka lagi ke aku? apa dengan membawa boneka itu, aku akan memaafkan kamu Jin? TIDAAAAKKK....!!!"
Dengan merebut bonek yang dipegang oleh Jin, dibuangnya kejalan boneka tersebut.
Dengan perasaan sedih Jin kaget dan perlahan berjalan menuju ke boneka tersebut berniat mengambilnya.
Tiba-tiba terdengar dari jarak jauh sebuah mobil yang melaju kencang mengarah ke Jin yang tepat berada ditengah sedang mengambil boneka tersebut. Lalu...."BRAAAKKK...!!!!" Jin tertabrak dan Sinta berteriak, TIDAAAAAKKKK....!!! JIIIINNNN.....!!!
Mobil tersebut menghempaskan tubuh Jin sampai beberapa kilometer. Jin meninggal dunia seketika karena pendarahan pada bagian kepalanya. Sinta seketika itu pingsan dan orang-orang yang berada disekitar segara mengamankan tubuh Jin yang sudah tidak bernyawa lagi.
Jin telah tiada, hanya sebuah kenangan Sinta akan kepedihan yang tidak akan pernah kembali untuk selamanya. Sinta merasa sangat bersalah karena dirinya lah yang menyebabkan kematian orang yang paling dia sayangi.
Lalu sembari menangis, dia kembali mencoba mengenang semua kenangan indah bersama dengan Jin. Dilihatnya sekeliling kamar sambil meneteskan air mata, kamar yang penuh dengan boneka-boneka pemberian Jin. Dengan bertambah sedih Sinta memeluk boneka tersebut erat-erat, tiba-tiba "I LOVE YOU..." "I LOVE YOU..."
"hah?" Sinta kaget...
Dari perut boneka tersebut berbunyi "I LOVE YOU" Lalu Sinta mulai memencet perut boneka lainnya lalu, "I LOVE YOU" semakin tidak percaya dipencet lah semua perut boneka pemberian dari Jin yang berjumlah 59 boneka tersebut. Semakin deras air mata Sinta, "kenapa aku ga sadar klo selama ini Jin selalu ingin mengatakan cinta kepadaku lewat boneka-boneka yang ia berikan kepadaku?"
Lalu Sinta mengambil boneka yang paling besar dan merupakan boneka yang ke-60 pemberian Jin kepada dirinya sebelum jin meninggal. Dipencetnya pula perut dari boneka tersebut. Lalu terdengarlah rekaman suara Jin, dia mengatakan seperti ini"
"Sudah 60 hari kita bersama Sinta, tetapi sampai hari ini pun aku belum bisa mengatakan kata cinta kepadamu. Tiap hari aku berharap bahwa boneka ini bisa mewakili kata cintaku tersebut untuk dirimu, tetapi ternyata kamu tidak pernah menyadarinya. Aku tahu bahwa aku adalah seorang pengecut, tetapi yang perlu kamu tahu kalau aku....cinta....kamu sampai akhir hayatku"
Begitulah rekaman suara Jin yang dia berikan sesaat sebelum Jin kecelakaan dan merenggut dirinya. Sinta menangis dan tidak pernah akan mendapatkan kembali sosok Jin yang ternyata sangat-sangat mencintainya.
Sejak hari pertama mereka sampai dirumah, Jin sudah main kerumah Sinta. Dia juga berkenalan dengan orang tuanya yang terlihat sangat ramah kepada Jin.
"Tau ga aku bawa apa?" Tanya Jin
"Bawa apaan sih, kok repot-repot?" Sinta seakan melarang Jin membawa sesuatu.
"Merem dulu dong, nanti baru aku kasih surprisenya"
"Oke, deeehhh..."
"SURPISEEEEE....!!!"
"Ya ampun Jin kok sampe segitunya sih" Jawab Sinta yang terlihat bahagia karena dibawakan sebuah bonek pink yang lucu.
Begitulah kejadian hari pertama yang sangat berkesan untuk keduanya karena sudah 2 hari sejak camp mereka tidak bertemu.
Sejak hari pertama itulah Jin menawarkan Sinta untuk menjemputnya tiap hari jika berangkat kesekolah.
Mereka tersenyum bahagia setiap hari karena bertemu dan bercanda bersama. Rasa sayang dan cinta semakin dalam mereka rasakan satu sama lain. Sampai dengan hari ke 56 mereka bersama atau tepatnya hampir 2 bulan bersama memadu kasih dan cinta berdua. Tidak lupa Jin juga selalu membawa sebuah boneka tiap hari mereka bertemu.
Walaupun mereka berdua selalu bersama dan terlihat bahagia, sedikitpun Jin tidak pernah mengatakan "Aku Sayang Padamu" kepada Sinta. Sinta-pun merasa semakin lama tidak nyaman karena hal tersebut.
Suatu ketika saat Jin main kerumahnya, Sinta berkata kepada Jin.
"Jin, kamu sayang ga sih sama Sinta?"
"Ehmm, Aku....aku pulang dulu ya, ini bonekanya buat kamu"
"Lho kok malah pulang"
Sinta tidak habis pikir, kenapa Jin tidak mau mengatakan sayang kepada dirinya. Saat ditanya sayang atau ga, malah Jin bergegas pulang. Sampai terbesit dalam pikiran Sinta, apakah Jin tidak serius sayang kepada dia ya?
Lalu tiba akhirnya Sinta yang akan merayakan hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun, dan besar harapan Sinta agar Jin bisa datang ke hari tesebut. Karena ini merupakan hari yang sangat penting bagi dirinya, Sinta berpikir tentu Jin akan memberikan sebuah surprise yang sangat indah sepanjang hidupnya.
Ulang tahun Sinta jatuh 2 hari lagi, dirinya terlihat selalu bahagia saat bersama dengan Jin.
"Kamu kenapa sih kok senyum-senyum terus"
"Ah ga pa2 kok, cuma seneng aja"
"Oh"
Begitulah Jin yang terlihat sangat dingin menjawab kebahagiaan Sinta. Lalu tiba saatnya ulang tahun Sinta yang ke 17 yang tepat jatuh pada hari minggu. Dengan mengenakan sebuah gaun pesta yang cantik, Sinta menyambut semua tamu undangan yang pada sore itu datang kerumahnya, karena memang acaranya berlangsung pada sore hingga malam.
Sudah pukul 8 malam, Jin belum terlihat datang di pesta ulang tahun Sinta. Dia mulai cemas dan berpikir sesuatu yang buruk mungkin terjadi kepada Jin.
Waktu terus berjalan, dan semua tamupun telah pergi karena acara telah usai. Sinta semakin cemas dan tidak karuan karena Jin tidak kunjung tiba. Dia mencoba menelpon ke no handphone Jin tetapi tidak aktif.
Dengan perasaan campur aduk, Sinta terus menunggu Jin yang belum datang tersebut. Sembari berdoa dia juga berpikir, "Apa Jin lupa hari ulang tahunku?" begitulah yang dipikirkan oleh dirinya.
Pagi pun tiba, Sinta yang saat itu tertidur di sofa depan tidak menemukan Jin datang pada malam hari ulang tahunnya. Sembari menangis karena kecewa akhirnya Sinta segera mandi dan bergegas berangkat kesekolah.
Hari itu Jin tidak terlihat menjempur Sinta seperti biasanya. Merasa aneh dan seakan masih kurang percaya Jin lupa dengan hari ulang tahunnya, dia akhirnya memutuskan untuk mampir kesekolah Jin terlebih dahulu sebelum berangkat kesekolahnya.
Sesampainya di sekolah, apa yang Sinta temukan? ternyata Jin sedang bercanda dengan teman-teman wanitanya sembari tertawa seakan mereka akrab satu sama lain. Sinta yang melihat pemandangan yang menyakitkan tersebut akhirnya mendekati mereka dan marah kepada Jin.
"Oh jadi gini ya kelakuan kamu selama ga sama aku?"
"Si..Sinta?"
Dengan marah Sinta segera bergegas pergi meninggalkan mereka. Anehnya Jin tidak mengejar Sinta yang marah karena peristiwa tersebut. Sinta yang menangis saat itu seakan tidak diperdulikan oleh Jin.
Seharian dari sepulangnya Sinta dari sekolah, hanya menangis karena sakit hati kepada Jin. Dari pagi sampai malam dia hanya menangis terus menerus dengan masih terpikir peristiwa tadi pagi saat Jin bersama dengan wanita lain.
Sudah berkali-kali Jin menelpon tetapi Sinta mengabaikan panggilan dari Jin tersebut dan berjanji tidak akan pernah mau lagi bertemu dengan Jin sampai kapanpun.
Lalu selang beberapa jam, bel sepeda motor berbunyi dari luar rumah Sinta. Sinta yang saat itu memang belum tidur mendapat pesan singkat yang berbunyi "Tolong kamu keluar sebentar Sinta, aku mau ngomong sama kamu".
Sinta yang memang sangat mencintai Jin akhirnya tidak menolak untuk keluar rumah untuk menemui Jin yang saat itu berada diluar rumah.
"Mau apa lagi kamu?! ga puas kamu udah nyakitin aku hari ini" Tegas Sinta dengan nada tegas dan marah.
"Aku mau minta maaf sama kamu" Jawab Jin dengan nada lemah.
"Maaf kata kamu?! kamu ga sadar sudah buat aku sakit seperti ini?!"
"Sinta, aku...mau ngasih ini ke kamu...."
Jin membawa sebuah boneka besaaaar sekali yang tidak biasanya boneka yang dia berikan kepada Sinta. Tetapi Sinta semakin marah besar kepada Jin.
"Buat apa lagi kamu bawain boneka lagi ke aku? apa dengan membawa boneka itu, aku akan memaafkan kamu Jin? TIDAAAAKKK....!!!"
Dengan merebut bonek yang dipegang oleh Jin, dibuangnya kejalan boneka tersebut.
Dengan perasaan sedih Jin kaget dan perlahan berjalan menuju ke boneka tersebut berniat mengambilnya.
Tiba-tiba terdengar dari jarak jauh sebuah mobil yang melaju kencang mengarah ke Jin yang tepat berada ditengah sedang mengambil boneka tersebut. Lalu...."BRAAAKKK...!!!!" Jin tertabrak dan Sinta berteriak, TIDAAAAAKKKK....!!! JIIIINNNN.....!!!
Mobil tersebut menghempaskan tubuh Jin sampai beberapa kilometer. Jin meninggal dunia seketika karena pendarahan pada bagian kepalanya. Sinta seketika itu pingsan dan orang-orang yang berada disekitar segara mengamankan tubuh Jin yang sudah tidak bernyawa lagi.
Jin telah tiada, hanya sebuah kenangan Sinta akan kepedihan yang tidak akan pernah kembali untuk selamanya. Sinta merasa sangat bersalah karena dirinya lah yang menyebabkan kematian orang yang paling dia sayangi.
Lalu sembari menangis, dia kembali mencoba mengenang semua kenangan indah bersama dengan Jin. Dilihatnya sekeliling kamar sambil meneteskan air mata, kamar yang penuh dengan boneka-boneka pemberian Jin. Dengan bertambah sedih Sinta memeluk boneka tersebut erat-erat, tiba-tiba "I LOVE YOU..." "I LOVE YOU..."
"hah?" Sinta kaget...
Dari perut boneka tersebut berbunyi "I LOVE YOU" Lalu Sinta mulai memencet perut boneka lainnya lalu, "I LOVE YOU" semakin tidak percaya dipencet lah semua perut boneka pemberian dari Jin yang berjumlah 59 boneka tersebut. Semakin deras air mata Sinta, "kenapa aku ga sadar klo selama ini Jin selalu ingin mengatakan cinta kepadaku lewat boneka-boneka yang ia berikan kepadaku?"
Lalu Sinta mengambil boneka yang paling besar dan merupakan boneka yang ke-60 pemberian Jin kepada dirinya sebelum jin meninggal. Dipencetnya pula perut dari boneka tersebut. Lalu terdengarlah rekaman suara Jin, dia mengatakan seperti ini"
"Sudah 60 hari kita bersama Sinta, tetapi sampai hari ini pun aku belum bisa mengatakan kata cinta kepadamu. Tiap hari aku berharap bahwa boneka ini bisa mewakili kata cintaku tersebut untuk dirimu, tetapi ternyata kamu tidak pernah menyadarinya. Aku tahu bahwa aku adalah seorang pengecut, tetapi yang perlu kamu tahu kalau aku....cinta....kamu sampai akhir hayatku"
Begitulah rekaman suara Jin yang dia berikan sesaat sebelum Jin kecelakaan dan merenggut dirinya. Sinta menangis dan tidak pernah akan mendapatkan kembali sosok Jin yang ternyata sangat-sangat mencintainya.
======selesai========
buat temen-temen semua,,,
Jika anda cinta dan sayang kepada kekasih anda, jaga ya mereka jangan
sampai mereka sakit hati. Karena kita akan merindukannya saat dia sudah tidak
ada lagi bersama kita. Semoga cerita ini bisa membuat anda menghargai apa itu
arti sebuah cinta terindah.